Skip to main content

Kontribusi Diaspora Bagi Pembangunan Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, dengan kemajemukan budaya nusantara serta keanekaragaman bahasa terus berupaya melakukan proses pengembangan pembangunan disegala sektor. Baik sektor infrastruktur, sumberdaya manusia, termasuk meningkatkan kerjasama luar negeri yang diharapkan berdampak pada pembangunan bangsa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Asian Productivity Organization (APO) pada tahun 2014, angka tingkat produktivitas pekerja Indonesia berada pada nilai sekitar US$ 23 ribu terhadap total (Pendapatan Domistik Bruto) PDB per tahun. Seiring dengan perbaikan angka sehat penduduk tiap tahunnya yang juga dikaitkan dengan income yang diperoleh dari pendapatan neto dari luar negeri sebagaimana pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia, Maka didapat kesimpulan angka Produk Nasional Bruto (PNB) turut mengaalami kenaikan.

Dari gambaran di atas, Diaspora Indonesia memiliki andil baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses pembangunan ditanah air. Diaspora Indonesia sendiri memiliki makna sebagai orang berpaspor Indonesia yang bekerja atau belajar di luar negeri, orang berdarah Indonesia yang telah menjadi warga negara lain, orang yang memiliki keturunan Indonesia dari salah satu orang tuanya (blasteran), serta orang asing yang pernah tinggal dan jatuh cinta dengan Indonesia dan tetap menjaga hubungan baik dengan KBRI di negara asalnya.

Saat ini Diaspora Indonesia tersebar diberbagai negara belahan dunia, yaitu telah memiliki perwakilan di 65 kota di berbagai negara, yang termasuk 10 besar di dunia dengan 6-8 juta yang berstatus WNI dan sekitar 10-15 juta orang keturunan Indonesia di berbagai belahan dunia. Dari jutaan diaspora tersebut, dua juta orang yang merupakan TKI dan sisanya merupakan profesional, seniman, dan pelajar/mahasiswa.

Kontribusi Diaspora bagi pembangunan Indonesia sangatlah penting, mengingat mereka adalah duta bangsa yang berinteraksi secara internasional diluar negeri. Dalam hal peningkatan angka kunjungan pelancong/tourism dari berbagai negara ke Indonesia, setidaknya para diaspora dapat lebih memperkenalkan keindahan berbagai wilayah Indonesia yang tadinya tidak atau kurang dikenal masyarakat luar negeri.

Selanjutnya kontribusi diaspora dibidang perekonomian negara, Sebagai diaspora (TKI) adalah pahlawan devisa karena mereka telah memberikan income langsung terhadap pendapatan negara atas perbankan nasional dengan jalan rutin pengiriman gaji mereka diluar negeri ketanah air. Bank Indonesia mencatat total remitansi TKI pada 2015 mencapai Rp119 triliun. Adapun, pada tahun 2016 hingga Oktober jumlahnya mencapai US$7,47 miliar atau setara Rp97,5 triliun.

Kontribusi lain Diaspora Indonesia bagi pembangunan adalah penyerapan tenaga kerja, tentunya ini mengurangi angka pengangguran dimana Pemerintah konsen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Banyak diaspora yang berhasil diluar negeri menjalankan bisnis, maupun diaspora yang telah berhasil mengumpulkan cukup banyak uang dari penghasilan rutin bulanannya sehingga mampu mendirikan usaha didaerahnya bahkan dikota-kota besar di Indonesia termasuk di DKI Jakarta. Tentunya berbagai usaha tersebut telah menyerap tenaga kerja dalam pengembangan usaha yang mereka miliki.

Demikian juga halnya dengan diaspora yang berstatus mahasiswa, dengan keilmuannya yang diperoleh diluar negeri turut andil dalam pengembangan proses pendidikan, meningkatkan pengetahuan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik hingga lebih mampu berperan aktif dan produktif dalam mewujudkan innovasi baru dan sebagainya sesuai keilmuan yang diperoleh masing-masing. Diaspora Qatar, Kuwait, memiliki program beasiswa bagi anak usia sekolah dari mereka yang kurang mampu. Tentu hal ini mebantu Pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan.

Diaspora Indonesia Qatar (IATMI) berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan dengan memberikan pembinaan ekonomi, khususnya pemanfaatan tekhnologi biogas, yaitu bagaimana pembuatan pupuk, penyediaan sumber panas (gas untuk memasak) serta sumber listrik dari kotoran sapi diarea Depok. Pembinaan ini dilakukan secara berkesinambungan hingga pengelolaan pertanian organik dan peternakan sapi.

Dibidang kesehatan, diaspora Indonesia berkontribusi secara keilmuan sebagaimana para dokter lulusan luar negeri. Begitu pun banyak perawat yang bermigrasi sebagai tenaga kerja keluar negeri seperti ke Jepang, Kuwait, Qatar, Australia, Belanda, Amerka yang mana mereka kembali sebagai profesinya diwilayah masing-masing membawa pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh selama bekerja diluar negeri. Adanya program pembuatan sumur rakyat diberbagai provinsi yang dilakukan masyarakat Indonesia di  Kuwait, telah menjadi pendukung program pemerintah dalam penyediaan sumber air sehat bagi rakyat.

Masih banyak hal lain yang telah dan terus akan diharapkan kontribusinya dari Diaspora Indonesia, misalnya pengenalan produk Indonesia keluar negeri, bersinergi dengan KBRI di negara setempat dalam pengenalan potensi kerjasama investasi luar negeri ke tanah air tercinta, serta menjadi contoh pioner tenaga kerja yang baik didunia internasional sehingga menimbulkan ketertarikan negara luar mengadakan perekrutan tenaga kerja dari Indonesia.

Indonesia adalah negara yang 2/3 wilayahnya merupakan lautan, potensi besar yang dapat dikembangkan bahkan mampu mengendalikan permintaan dunia adalah dari sumber kelautan seperti ikan dan udang. Diaspora Indonesia dalam hal ini dikedepan hari  diharapkan mampu mempertahankan, mengadvokasi, memperjuangkan, berusaha melindungi NKRI.

Semoga kontribusi Diaspora Indonesia terhadap proses pembangunan tanah air tercinta terus meningkat, bersinergi dengan pemerintah pusat dalam percepatan menuju Indonesia maju dalam era globalisasi dengan segala tantangan yang ada.

Comments

Popular posts from this blog

17-an Agustus oleh PMI Hotel Grand Hyatt Kuwait

Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-79 tidak hanya dilakukan di dalam negeri saja, namun juga digelar di beberapa negara, salah satunya di Kuwait. Seperti yang dijalani Pekerja Migran Indonesia (PMI) di hotel berbintang lima Grand Hyatt di Kuwait. Perayaan Independence day PMI yang diketuai oleh Ahmad Farkhan itu dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2024.  Acara yang didukung penuh oleh jajaran management Hotel Grand Hyatt tersebut menampilkan pentas seni budaya dan kuliner khas Indonesia.  Acara yang dihadiri langsung  oleh pucuk pimpinan Management hotel, GM Grand Hyatt  Federico Mantoani, Executive Chef Grand Hyatt  Adam Szczechura, HR Director Grand Hyatt  Paul Maritz, HR Manager Natasha Menezez dan beberapa staf lainnya sekaligus juga merupakan ajang promosi seni budaya dan kuliner Nusantara di Kuwait. Diaspora Indonesia yang  berjumlah kurang lebih 30 orang itu menampilkan bakat dan karya terbaiknya. Seni tari dikoordinir oleh  Lilis, Kuliner Indonesia dikoordinir oleh Fa

Perayaan Hari Buruh Menjadi Simbol Keharmonisan Pekerja Migran Indonesia di Kuwait

  Setiap  tahun pada tanggal 1 Mei, dunia menyaksikan perayaan Hari Buruh, yang lebih dikenal sebagai May Day. Namun, di tengah sorotan atas perayaan ini, mungkin masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami makna sebenarnya di balik istilah May Day. Bukan sekadar sebuah perayaan atau hari libur semata, May Day merupakan momen yang mendalam dan penting bagi para pekerja di seluruh dunia. Ini adalah momen di mana suara para buruh didengar, diakui, dan diperjuangkan. May Day, dengan segala kompleksitas dan maknanya, bukanlah sekadar seremoni tahunan. Ini adalah pengingat yang kuat akan pentingnya kesetaraan, keadilan, dan perlindungan bagi para pekerja di seluruh dunia. Hari Buruh, perayaan yang lahir dari perjuangan para pekerja yang tidak kenal lelah dalam meraih hak-hak mereka di tengah perubahan industri. Dalam sejarah pada abad ke-19, di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kondisi kerja yang buruk, jam kerja yang panjang, dan upah yang minim menjadi pemicu perlawanan oleh para pe

Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) menyatukan semua Organisasi Masyarakat Indonesia di Kuwait menjadi Istimewa

 Untuk pertama kali nya Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) 2024 di Kuwait diadakan secara bersama dengan melibatkan organisasi masyarakat Indonesia di Kuwait. Acara ini resmi dibuka secara meriah oleh Dubes RI Ibu Lena Maryana, yang dihadiri lebih dari 350 pengunjung. Pada hari Jumat tanggal 20 September 2024, pukul 09.30 bertepatan di Alhilal football Academy Abu Halifa, Kuwait. Kegiatan ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait (KBRI Kuwait City). Ketua Pelaksana PORSENI adalah Nanang Reska (Div. Olahraga dan Seni FDIK) dibantu oleh tim Olah Raga serta semua panitia PORSENI  dan Penangangung Jawab kegiatan PORSENI adalah Billman Marpaung (ketua FDIK).  Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan tali silaturahmi dan tali persaudaraan antar Organisasi Masyarakat (OrMas) Indonesia di Kuwait. Perlombaan diikuti oleh 23 Organisasi Masyarakat (OrMas). Dengan 10 Cabang Olahraga dan 2 Perlombaan Seni. Adapun lomba yang diadakan adalah Tenis lapangan, Catur, E-spor