Skip to main content

Posts

Perayaan Hari Buruh Menjadi Simbol Keharmonisan Pekerja Migran Indonesia di Kuwait

Recent posts

Halal Bihalal bersama Pengurus Forum Diaspora Indonesia di Kuwait

Halal bi Halal adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia setelah merayakan Idul Fitri. Kata "halal bi halal" berasal dari bahasa Arab yang berarti "suci dengan suci" atau "halal dengan halal". Tradisi ini melibatkan pertemuan dan saling memaafkan antarindividu setelah selesai menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri. Halal bi Halal menjadi momen penting dalam mempererat hubungan sosial dan memperbaiki ikatan persaudaraan antarmanusia. Tradisi ini melibatkan kunjungan ke rumah saudara, tetangga, teman, dan rekan kerja untuk menyampaikan salam, memohon maaf, dan memaafkan satu sama lain. Salah satu esensi dari halal bi Halal adalah adanya sikap saling memaafkan dan menyembuhkan luka hati. Melalui tradisi ini, orang-orang diharapkan untuk melupakan kesalahpahaman masa lalu, memaafkan kesalahan orang lain, dan memulai hubungan yang baru dengan hati yang bersih dan tulus. Halal bi Halal juga menjadi waktu untuk memperkuat

Table Tennis Tournament Tribute To Pak Wahyono

Pada hari jumat, (26/04/2024) Pengurus Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK) dan Pengurus Persatuan Warga Indonesia Region Ahmadi (PERWIRA) telah mengadakan acara Farewell Party untuk Bapak Wahyono yang akan kembali ke Indonesia, setelah bekerja di Kuwait selama 18 tahun (2006 - 2024). Sebelum berganti nama menjadi FDIK, Bapak Wahyono menjadi Pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia Kuwait (FKMI) hingga berganti nama menjadi Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK).  Selama di Kuwait Pak Wahyono bekerja sebagai Teknisi Helicopter Kuwait Air Force dan kegiatan ini merupakan salah satu dari Program Kerja Div. Olahraga. Kegiatan ini dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia, Daiya, Kuwait. Dimulai pada pukul 07.00 - 11.00 waktu Kuwait. Farewell Party ini memiliki tujuan untuk memberikan suatu kenangan yang tak terlupakan untuk Pak Wahyono yang mencintai dunia Olahraga.  Farewell Party untuk Pak Wahyono diberi tema, yaitu “Table Tennis Tournament Tribute To Pak Wahyono“.

TimNas Indonesia U-23 Tembus Semifinal Piala Asia U-23 usai mengalahkan Korea Selatan Lewat Adu Penalti

Ribuan Warga Negara Indonesia (WNI), diaspora Indonesia, Ultras Garuda Qatar, hingga Persatuan Masyarakat Indonesia (PERMIQA) selalu menemani perjuangan  Timnas Indonesia U-23  hingga babak perempat final Piala Asia U-23. Di Qatar, sampai 10 ribu lebih suporter  Timnas Indonesia U-23  yang memenuhi stadion. Ini seperti bermain di Indonesia," ujar anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga. Semangat juang dari kawan-kawan kita bisa dikatakan adalah suporter yang sangat hebat. Sewaktu penendang terakhir Korea Selatan U-23," imbuh Arya. Itu adalah contoh-contoh bahwa dukungan suporter memberikan semangat begitu besar buat Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23. Tidak hanya itu. Kami lihat hampir di seluruh Indonesia suporter-suporter melakukan nobar," terangnya. Timnas Indonesia U-23 sukses membuat sejarah dalam keikutsertaan perdananya di Piala Asia U-23. Mereka bisa lolos ke babak perempat final setelah finis sebagai runner-up Grup A. Laga itu tentu tak m

Peringatan Hari Kartini

  Pada 2 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April untuk diperingati setiap tahun. Hari Kartini bukan saja diperingati di tanah air, melainkan juga di luar negeri. Peringatan Hari Kartini setiap 21 April juga dilakukan warga Indonesia di Kuwait.  Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK) mengadakan peringatan Hari Kartini, Sabtu 20 April 2024 bertempat di KBRI Kuwait City. Ketua pelaksana acara Vera Rae dan Duta Besar Indonesia untuk Kuwait yaitu dra. Lena Maryana  membuka acara hari Kartini dengan memberi Sambutan. Dalam sambutannya dra. Lena Maryana menekankan pentingnya perempuan menduduki 30% di tempat tempat strategis dan juga selayaknya mengandung makna mendalam mengenai emansipasi perempuan dan mengingatkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus konsisten memperjuangkan keadilan gender. Dalam per

TimNas Es Hoki Indonesia kalah tipis dengan Tuan Rumah

Olahraga Hoki  ini masuk dan dipopulerkan di Indonesia melalui orang-orang Inggris dan Belanda. Olahraga ini dimainkan sekitar tahun 1920. Organisasi dan komunitas olahraga di Indonesia banyak yang dibentuk setelah adanya kemerdekaan. Pada tahun 1954 didirikan organisasi Hoki pertama di Indonesia dengan nama Persatuan Hoki Seluruh Indonesia (PHSI). Lalu di tahun 1956 PHSI diterima sebagai salah satu anggota FIH pada kongres di Melbourne yang bersamaan dengan diadakannya Olimpiade di Australia. Sejak saat itu kesempatan Indonesia untuk mengikuti berbagai turnamen dan pertandingan di luar negeri terbuka lebar. Namun kini PHSI sudah tidak dianggap sebagai organisasi Hoki Indonesia karena dianggap tidak menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, lalu setelahnya keanggotaannya dicabut oleh KONI. Sekarang hanya FHI yang dianggap sebagai organisasi Hoki sah di Indonesia, karena telah diakui oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI Dalam perkembangan